Pernahkah anda mendengar atau melihat sebuah spot iklan berbunyi ”YANG MUDA BELUM BOLEH BICARA”. Apa yang ada di fikiran kita ketika pertama kali melihat iklan tersebut? Di
Tahukan anda bahwa Menteri Kesehatan RI Dr. Siti Fadhilah Supari tengah khawatir akan banyaknya mahasiswa kedokteran asing yang bersekolah di Indonesia, sedangkan perbandingan dengan mahasiswa kedokteran di Universitas – Universitas negeri kita adalah 30 – 70 untuk mahasiswa lokal?
Berapakah seorang finance manager asal eropa di gaji di
Kualitas yang dimaksud tentu berupa kinerja. Uniknya, bahasa inggris yang biasanya menjadi kendala, tiba – tiba dilupakan. Lebih dari itu, image perusahaan akan segera naik dengan menghire pekerja berkulit bule. Sebenarnya, titik kemampuan itu tertuju pada satu bidang yaitu: kemampuan komunikasi yang baik dengan bahasa asing. Siapa yang menjamin bahwa para pekerja asing itu lebih baik dari pekerja lokal? Buktikan saja, seorang siswa bahasa inggris akan sangat tertarik mengikuti kelas, ketika pengajarnya adalah seorang ”native speaker”. Padahal, persoalan mengajar bukan pada masalah native atau tidak nativenya. Mengajar adalah interaksi pengajar dan siswa dalam sebuah kesepahaman. Apa iya, semua orang bule bisa memiliki kemampuan mengajar bahasa inggris yang bagus? Apa iya seorang
Kita, saya, anda dan semua bisa membuat ini semua terjadi: pekerja lokal sama nilainya bahkan lebih tinggi dari pekerja asing. Bagaimana caranya? Apa yang bisa dikerjakan para pekerja expat, harus mampu kita kerjakan. Dealing dengan pangsa pasar luar,
Kaum muda dan kaum tua wacanakan ’perebutan’ kekuasaan. Masing-masing benar sendiri. Sumpah Pemuda menjadi kehilangan makna.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-80 yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2008, dijadikan momentum oleh para politisi yang masih berusia muda untuk mencoba mengukuhkan eksistensi dalam jagat perpolitikan nasional. Kaum muda rata-rata memiliki sikap senada, mereka sudah saatnya memimpin bangsa. Bahkan satu dua orang di antara mereka berani mendeklarasikan diri sebagai calon presiden alternatif pada Pilpres 2009.
Keberanian demikian sangat membanggakan. Tetapi sayang tetap saja keinginan itu masih kurang bergema di kelompok kaum tua. Sebab menjadi pimpinan nasional di era modern tidak mudah. Dibutuhkan lebih dari keberanian.
Pemuda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar